Friday, May 18, 2012

Contoh ceramah - Akhlak Memuliakan Tamu


Seperti biasa ya teman-teman, dimohon untuk mencantumkan sumber dan memberikan komentar di postingan ini apabila ini digunakan sebagai referensi :)

AKHLAK MEMULIAKAN TAMU

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul termulia, juga  atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat.
Pada kesempatan kali ini, saya akan memberiukan sedikit ceramah mengenai salah satu contoh dari akhlaqul mahmudah yaitu akhlak memuliakan tamu.
Hadirin sekalian,
Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu diartikan sebagai  “kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung”. Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut agama dengan maksud yang menyenagkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari Allah.
Untuk menjadi seorang muslim yang baik hendaknya kita berupaya untuk bisa menjaga keseimbangan antara hablum minallah dan hablum minanas. Sesungguhnya memuliakan tamu sama artinya dengan memuliakan diri kita sendiri. Memuliakan tamu adalah suatu bentuk pelaksanaan terhadap perintah Allah dan juga sekaligus anjuran dari rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Memuliakan tamu mendatangkan pahala yang sangat tinggi dari Allah. Namun pahala ini tidak serta merta kita dapatkan melainkan perlu adanya kesempurnaan dalam memuliakan tamu dengan menghormati tamu, bersikap ramah tamah dan sopan santun, membalas salamnya dan menghantarkannya sampai ke jalan ketika sang tamu pulang.
Seperti hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Hadirin sekalian,
Setiap muslim wajib memuliakan tamu, tanpa membeda-bedakan status sosial ataupun maksud dan tujuan bertamu.
Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkan duduk ditempat yang baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selau dijaga kerapian dan kelestariannya.
Kalau tamu datang dari tempat yang jauh dan ingin menginap, tuan rumah wajib menerima dan menjamunya maksimal tiga hari tiga malam. Lebih dari tiga hari terserah kepada tuan rumah untuk tetap menjamunya atau tidak. Menurut Rasulullah saw menjamu tamu lebih dari tiga hari nilainya sedekah, bukan lagi kewajiban.
Hadirin sekalian,
Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan kemashalatan dunia ataupun akhirat. Rasul pernah bersabda bahwa barangsiapa yang memuliakan tamu, maka akan datang kepadanya rahmat Allah. Oleh karena itu jangan pernah menyesal berbuat baik ketika orang yang kita berikan kebaikan justru berbalik berbuat dzolim kepada kita. Bisa jadi itu adalah ujian dari Allah untuk menguji seberapa sabar, syukur, dan ikhlasnya kita.




Vita Rahmi Nur’fitriana
XI – CI
SMA Negeri 1 Sukabumi

1 comment: